Kunjungan Kedua Bakti Sosial Himpunan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan di Panti Asuhan Divine Mercy
- Panah Kirana
- Mar 20
- 6 min read
Pada tanggal 19 Oktober tahun 2024 lalu, Himpunan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (“HMFH”) telah menyelanggarakan acara bakti sosial di Panti Asuhan Divine Mercy. Baksos ini merupakan aksi kepedulian dan kemanusiaan dengan dilakukan berbagai kegiatan bantuan dan edukasi kepada anak-anak di Panti Asuhan Divine Mercy, kegiatan baksos ini selain untuk memberikan bantuan langsung, tetapi juga untuk mempererat hubungan sosial dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya solidaritas sosial, serta menumbuhkan rasa peduli terhadap masyarakat serta memberikan pemahaman mengenai hak-hak dasar manusia. Lalu kali ini pada 15 Februari 2025, HMFH kembali lagi ke Panti Asuhan Divine Mercy untuk kunjungan Baksos kedua.
Acara dimulai dengan kata sambutan dari perwakilan pihak Panti Asuhan dari Pak Mon dan pihak UPH yang dipersembahkan oleh Ketua HMFH UPH Stefano Salim, dan Ketua Acara Baksos Jemimah Puteri serta dari BPH LWE (Law Welcoming Event) yang diwakili oleh Bienvenido Ghillchristo Baldomerro Hayer dan Sutan Pinayungan Siregar. Pak Mon mengatakan rasa terima kasih dan syukur untuk kunjungan kembali, semua anak-anak dan panitia bisa senang hati bersama ikut serta dalam kegiatan baksos kali ini, dan berharap kedepannya rasa semangat, kekompakan, dan kebersamaan dari kita semua selalu terjalin dan tidak reda dan berjalan terus, dan juga berharap untuk kedepannya saat mahasiswa-mahasiswi HMFH yang berpartisipasi kali ini jika telah lulus dan meninggalkan UPH tidak hanya berhenti disini tetapi juga dapat menginspirasi generasi mahasiswa-mahasiwi UPH berikutnya untuk melanjutkan kebersamaan ini dengan saling membantu memberikan dukungan, berbagi ilmu dan pengetahuan antar sesama. Dari pihak UPH juga bersenang hati untuk bisa melakukan kunjungan kembali kepada panti asuhan dan menantikan melaksanakan kegiatan baksos ini.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan perwakilan pihak Panti Asuhan yakni Pak Mon, saat ini terdapat 22 anak di Panti Asuhan Divine Mercy, dengan anak-anaknya bermacam-macam umur dan tingkat pendidikannya mulai dari TK sampai dengan perguruan tinggi. Saat wawancara, Pak Mon juga menyampaikan berbagai kebutuhan utama yang diperlukan oleh Panti Asuhan Divine Mercy yaitu mulai dari keuangan dimana tempat Panti Asuhan masih berpindah dari lokasi ke lokasi, saat inipun rumah Panti Asuhan tersebut masih mengontrak dan lokasi belum tetap, di tempat yang saat ini baru 6 bulan sejak berpindah, sebelumnya pernah di Depok dan Pondokpetir. Lalu juga berbagai biaya untuk penyekolahan anak-anak di sini seperti yang sudah memasuki perguruan tinggi, namun Pak Mon tetap bersyukur Panti Asuhan Divine Mercy masih bisa berjalan dan berfungsi, tentu dengan bantuan donasi dari berbagai donatur dan juga dari pihak UPH sendiri memberikan bantuan tetap terdapat berbagai tantangan, namun Yayasan Divine Mercy ini tetap melakukan aksi terpuji dengan tetap berusaha memberikan yang terbaik demi anak-anak tersebut agar tetap bisa mencapai masa depan yang cerah dengan tidak berbelok kepada jalan yang salah di tengah-tengah tantangan hidup yang dialami mereka.
Pak Mon juga berpendapat bahwa kegiatan seperti baksos ini juga bisa memberikan motivasi bagi anak-anak panti asuhan dan juga bisa menginspirasi anak-anak untuk juga menyebarkan kebaikan kepada sesama masyarakat. Terakhir Pak Mon juga menyampaikan bahwa kedepannya berharap kerjasama ini bisa selalu terjaga, tidak sekedar kerja sama tetapi juga bisa menjadi keluarga besar.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada ketua acara baksos di panti asuhan Divine Mercy yaitu Jemimah Puteri menyampaikan bahwa baksos ini sendiri merupakan program kerja berkelanjutan dari tahun-ketahun dari Departemen Pengabdian Masyarakat dan FH UPH, dan baksos ini dilakukan tahun-ketahun karena merasa kita memiliki tanggung jawab sosial untuk membantu yang membutuhkan dan juga untuk mempertahankan rasa semangat dan ingin belajar bagi anak-anak ini. Untuk persiapan acara dilakukan dengan pertama merencanakan konsep dan tema baksos, pemaparan materi edukasi, apa yang mau disampaikan dari tema yang dipilih dan juga membuka donasi melewati berbagai cara seperti poster, sosial media, dsb untuk bantuan material kepada panti asuhan.
Jemimah juga berbagi mengenai apa saja bantuan yang pihak UPH berikan kepada panti asuhan Divine Mercy ini yaitu dengan tema materi BRIDGE (Building Resilience, Inclusivity, and Driving Growth for Everyone, selain materi ajaran juga ada bantuan material seperti uang donasi yang telah dikumpulkan digunakan untuk pembelian sembako, kebutuhan belajar dan sehari-hari anak-anak, buku-buku, alat-alat tulis dan tas untuk kebutuhan sekolah. Di visit ke 2 baksos kali ini, terdapat antara 18 sampai 20 mahasiswa panitia yang ikut berpartisipasi di baksos ini yang terdiri dari anggota berbagai departemen HMFH, pegiat muda, dan BPH LWE serta anggota Panah Kirana. Jemimah Puteri berharap kedatangan kami ini dapat menginspirasi anak-anak untuk tetap melanjutkan pendidikan mereka dan memiliki semangat yang kuat dalam menghadapi tantangan-tantangan, acara ini juga diharapkan bisa menjadi cara kita untuk menunjukkan rasa empati dan solidaritas dan memperkuat nilai-nilai kepedulian sosial.
Setelah kata sambutan dari kedua pihak panti asuhan Divine Mercy dan UPH dilanjutkan dengan sesi pembelajaran singkat untuk mengingat kembali materi ajaran dari kunjungan pertama tentang “Resillience” atau ketangguhan, di sini mereka diajarkan untuk mengembangkan mindset dan kemampuan untuk berani menghadapi dan mengatasi tantangan agar mampu beradaptasi dengan perubahan dan tentu juga untuk membuat kita lebih kuat, kemudian menjunjung tinggi rasa saling menghargai keberagaman untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis dimana semua orang merasa diterima dan memiliki kesempatan untuk belajar dari satu sama lain. Di sepanjang sesi pembelajaran sudah terdapat rasa familiaritas atau keakraban antar anak-anak dan panitia dari kunjungan pertama, maka rasa kebersamaan dan solidaritas sudah tampak di suasana sepanjang acara baksos ini. Anak-anak sudah lebih tidak malu dan berinteraktif di saat sesi pembelajaran ini, diharapkan setelah ini dapat mengembangkan lagi rasa kebersamaan dan bisa lebih terbuka satu sama lain dengan tujuan untuk bisa saling memahami antar sesama.
Setelah usai mereview kembali materi pembelajaran, dilakukan mobilisasi pembagian tempat anak-anak TK-SMP dan SMA-PT. Anak-anak TK-SMP ikut dalam sesi menggambar di kertas buffalo sebagai latihan keterampilan dan kreativitas untuk berani mengekspresikan diri sendiri melewati kreasi mereka dengan tujuan mereka tetap bisa mempertahankan keoptimisan dalam kehidupan mereka dan ketangguhan untuk selalu berusaha. Lalu untuk anak SMA sampai PT ikut dalam sesi menggambar vision board di ruangan terpisah untuk menciptakan gambaran aspirasi dan cita-cita untuk masa depan dengan tujuan memastikan anak-anak memvisualisasikan tujuan dan impian mereka, sehingga dapat termotivasi dan fokus dalam mencapai tujuan tersebut, dan untuk juga menanam pandangan positif hidup yang penuh dengan harapan di benak mereka. Sesi menggambar anak-anak TK-SMP dan vision board anak-anak SMA-PT ini sekaligus dilakukan dengan bonding dengan para panitia partisipan UPH yang hadir pada acara ini.
Bonding dilakukan dengan sejumlah dibagi menjadi berbagai kelompok dan membentuk lingkaran bersama kakak-kakak panitia untuk saling berbincang sambil membuat vision board untuk menciptakan suasana yang santai, hangat, intim dengan tidak ada rasa keasingan antar sesama dan komunikatif dengan berbagai pendapat dan masukan antara anak-anak dan panitia pihak UPH. Di akhir sesi beberapa anak menjelaskan dan sharing impian mereka yang bervariasi berdasarkan apa yang telah mereka gambar di vision board mereka, berlatih berbicara di depan publik dengan percaya diri dan saling memberi masukan dari perspektif orang lain, hal ini mendatangkan suasana semangat yang saling mendukung antar sesama menuju impian masing-masing anak disitu.
Usai sesi tersebut dilakukan sesi penyerahan bantuan, dan makan bersama serta foto bersama untuk meningkatkan solidaritas dan kebersamaan menuju harapan ikatan keluarga besar yang telah dikatakan Pak Mon tadi. Dari wawancara ketua HMFH Stefano Salim, kesan Stefano sangat puas dari kegiatan baksos ini dimana anak-anak panti asuhan sangat antusias dan senang dan juga kehadiran dari mahasiswa dan panitia UPH sendiri juga, Stefano juga berbagi pengalaman yang berkesan salah satunya adalah penyampaian materi kepada anak-anak dimana saat kita mengobrol dengan mereka, kedua belah pihak saling belajar hal yang banyak dari interaksi-interaksi kami dengan anak-anak panti asuhan, mereka bisa mendapat ilmu pengetahuan dan wawasan dari pihak UPH.
Stefano merasakan bahwa kegiatan baksos ini bukan kegiatan demi mendapatkan imbalan dan benefit melainkan refleksi diri, dari perserta pihak UPH juga bisa mengetahui berbagai background anak-anak tersebut dan bisa mendapatkan cerita banyak dan bermacam-macam, hal ini membantu kita untuk lebih merasakan kesadaran situasi sosial dan mengurangi, melenyapkan sikap ignorant dan egosentris yang mungkin kita sendiri tidak sadar dalam memandang kondisi masyarakat dan orang lain disekitar selain diri kita sendiri, kita memiliki kapasitas dan kemampuan untuk membantu orang lain dan kesempatan ini tidak boleh kita abaikan, justru kita harus memaksimalkan kemampuan kita ini untuk membantu yang kekurangan dan membutuhkan untuk membentuk masyarakat lingkungan yang lebih positif, inklusif, dan harmonis. Acara baksos ini ditutup dengan pemberian piagam dan ucapan terima kasih kepada pihak UPH, disertai dengan gestur selamat tinggal yang menunjukkan rasa kebersamaan dan kepedulian yang telah tumbuh sepanjang kedua kunjungan UPH ke Panti Asuhan Divine Mercy ini, tampak sekali suasana terang, optimis dan saling menyayangi antar sesama.
Comments