top of page
Erika

Ahok dan Jabatan di BUMN

Updated: Sep 16, 2020


sumber: CNN Indonesia

Siapa yang tidak kenal dengan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok, sosok yang sangat kontroversial di dunia politik. Pada tanggal 13 November 2019, publik dihebohkan dengan Erick Tohir selaku Mentri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang meminta Ahok untuk mengisi kursi jabatan pentinggi di BUMN. Erick tohir mengatakan bahwa BUMN yang memiliki 142 perusahaan membutuhkan tokoh pendobrak seperti Ahok yang dapat memajukan perusahaan yang akan dikelolanya, Ia juga menilah Ahok adalah sosok yang konsisten dan sudah jelas memiliki track record yang membangun.


Tentu saja, terdapat banyak pro dan kontra terhadap pengisian jabatan BUMN oleh Ahok. Presiden Republik Indonesia, yakni Jokowi telah merestui Ahok untuk mengisi jabatan di BUMN. Ia mengatakan bahwa publik sudah mengetahui bagaimana kinerja Ahok. Ia pun masih dalam tahapan seleksi untuk menjabat di BUMN. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga memberikan lampu hijau untuk Ahok mengisi jabatan di BUMN, Anwar Abbas selaku Sekretaris Jenderal MUI mengatakan tidak ada salahnya Ahok mengisi jabatan di BUMN. Menurutnya, semua pihak tidak mempunyai dasar untuk menghalangi Ahok menjadi pentinggi di BUMN.


Di sisi yang lain, terdapat pihak-pihak yang tidak setuju terhadap pengisian jabatan oleh Ahok. Adanya gerakan penolakan yang dilakukan oleh Serikat Pekerja Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) yang menolak kebijakan ini. Penolakan diwujudkan dengan membuat spanduk yang berisikan tulisan, “Milih Figur Tukang Gaduh, Bersiaplah Pertamina Segera Runtuh!. Pertamina Tetap Wajib Utuh, Tolak Siapapun Yang Suka Bikin Rusuh. Pertamina Bukan Sarang Koruptor, Bukan Juga Tempat Orang Tak Terpuji & Mulut Kotor. Pertamina Menjulang-Rakyat Senang Pemberang Datang-Kita Perang!!! Berkali-Kali Ganti Direksi Kami Tak Peduli, Tapi Kedatangan Biang Kekacauan Jadi Musuh Kami!!!”


Alasan FSPPB menolak Ahok ini sebenarnya sebab ia dianggap tidak memenuhi syarat materil, mengingat ia adalah sosok yang ceplas-ceplos dan sangat kontroversial. Sosok Rizal Ramli selaku mantan Menteri Koordinator Kemaritiman juga menunjukkan ketidak setujuan Ahok menjadi petinggi di BUMN. Ia menilai bahwa rencana ini akan menambah masalah baru dan mengatakan Ahok memiliki track record yang tidak mulus sehingga lebih baik memilih sosok dari sektor swasta yang lebih berkompeten.


Banyaknya pendapat publik yang ingin mengakat Ahok untuk menjabat di BUMN, Erick Tohir harus dapat memikirkan dan menyeleksi dengan matang, jika dengan terpilih Ahok di BUMN, Ia bisa menjadi pendobrak di BUMN seperti yang dikatakan oleh Erick Tohir, sebab ia dikenal sebagai sosok yang berintegritas dan transparan. Dengan demikian, menteri BUMN harus benar dalam memilih siapa yang akan memimpin BUMN dan diharapkan siapapun pemimpin BUMN yang terpilih dapat meningkatkan BUMN ke arah yang lebih baik.

1 view0 comments

Comments


Post: Blog2 Post
bottom of page