top of page

UPH Memberikan Dukungan Kepada Ketua RT dan Warga dalam Mewujudkan Program Pencegah Krisis Planet

  • Writer: Panah Kirana
    Panah Kirana
  • Sep 24
  • 4 min read

Oleh Eka Nurhikmah dan Shelvina Lareta

ree

Ketua RT 008/RW 004 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur, Dr. Taufiq Supriadi, mengadakan acara mengenai penjelasan “Peranan Warga dalam Menjaga Lingkungan Tetap Lestari” yang dipaparkan kepada Prof. Udin Silalahi, S.H., M.H., Universitas Pelita Harapan (UPH), RT 012/RW 003 Kemanggisan, dan Yayasan Tarumanegara Bekasi.


Acara diawali dengan sambutan dari Camat Duren Sawit, Bapak Kelik Sutanto, yang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam menjaga lingkungan tetap lestari. Selanjutnya, Prof. Dr. Jur. Udin Silalahi, S.H., LL.M., dari UPH, memberikan sambutan sekaligus menjelaskan tujuan kedatangannya. Kunjungannya merupakan bentuk kontribusi akademisi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui program ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat. Dalam kesempatan tersebut, ia secara simbolis menyerahkan bantuan dari UPH yang didampingi oleh Ms. Jerry Shalmont, S.H., M.H.


Sesi berikutnya diisi oleh pemaparan materi dari Ketua RT 008/RW 004 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur, Dr. Taufiq Supriadi, S.E., Ak., M.T., EMBA., CSFA., CertDA., GRCE., GISA., CLA., CFA., CCMP., CPCC., CIPHS., C.Med., CFrA., CWN. Ia membawakan materi dengan tema “Peranan Warga dalam Menjaga Lingkungan Tetap Lestari”. Dr. Taufiq menjelaskan bahwa dunia saat ini menghadapi tantangan besar yang disebut Triple Planetary Crisis, yaitu perubahan iklim, polusi udara, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Untuk merespons hal tersebut, Ia menggagas 40 program kerja lingkungan dan menuangkan program-program tersebut dalam media percontohan pembelajaran pencegah krisis planet yang dipajang di gang RT. Berikut adalah poster media percontohan pembelajaran pencegah krisis planet tersebut.


ree

Adapun beberapa program yang telah dijalankan di lingkungan RT 012 antara lain terdapat kolam gizi warga untuk balita dan lansia; pembuatan sumur resapan, pembangunan sumur artesis sedalam 31 meter, pengelolaan sampah dengan komposter, penerapan akuaponik dan hidroponik, penampungan air hujan, pembuatan situs web RT sebagai media informasi, pemasangan 16 CCTV di berbagai titik gang, pengadaan pengeras suara untuk keamanan warga, pemasangan lampu tenaga surya/PLTS, pembuatan apartemen tiga dimensi (konsep rumah vertikal mini ramah lingkungan), dan masih banyak lagi. Dr. Taufiq menegaskan bahwa program-program tersebut tidak hanya berfokus pada infrastruktur, tetapi juga untuk mengedukasi warga agar peduli dan berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Akibat upaya ini, ia bahkan mendapat pengakuan dari berbagai instansi dan  penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Ketua RT pertama yang menginisiasi “Media Percontohan Pembelajaran Pencegah Krisis Planet”.


Dalam penyampaiannya, Dr. Taufiq menekankan bahwa gerakan lingkungan ini memiliki dasar hukum yang kuat, yakni Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

  1. Pasal 70 ayat (1): masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

  2. Pasal 63 ayat (1): pemerintah bertugas dan berwenang dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.


Dengan demikian, partisipasi warga menjadi sangat penting karena tantangan lingkungan dapat diubah menjadi peluang untuk membangun kehidupan yang berkelanjutan.


Pada sesi tanya jawab, Eka Nurhikmah dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Panah Kirana (Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Hukum UPH) mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana cerita awal Dr. Taufiq mulai peduli terhadap lingkungan. Menjawab pertanyaan tersebut, Dr. Taufiq menceritakan bahwa ia telah tinggal di lingkungan tersebut selama 20 tahun. Ia dan istrinya gemar menanam berbagai tanaman di pekarangan rumah. Namun, kebiasaan itu tidak banyak diketahui warga lain. Pada 14 Oktober 2023, ia terpilih sebagai ketua RT. Setelah terpilih, ia mengajak warga melakukan kunjungan belajar mengenai penanganan sampah. Dari sanalah berkembang ide-ide untuk membangun program lingkungan melalui musyawarah bersama warga. Pengalaman pribadi lain yang berkesan adalah saat ia berkunjung ke Cina. Di sana, ia ditanya tentang jumlah tanaman produktif di kawasan padat penduduk Indonesia, tetapi ia tidak dapat menjawab dan dari pengalaman tersebut ia merasa penting untuk memiliki data yang jelas untuk membangun implementasi program yang lebih baik. Menurutnya, kombinasi antara pengalaman pribadi, dorongan warga, dan landasan hukum yang menjadi dasar komitmennya. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 70 ayat (1) yang menegaskan bahwa setiap masyarakat memiliki hak sekaligus kewajiban yang sama untuk menjaga kelestarian lingkungan.


Setelah acara berlangsung, Panah Kirana yang diwakili oleh Shelvina Lareta juga melakukan sesi wawancara dengan Dr. Taufiq Supriadi dan mengajukan dua pertanyaan. Pertanyaan pertama yang diajukan yakni mengenai bagaimana kerja sama Dr. Taufiq dengan perusahaan dan timbal balik apa yang diberikan. Dr. Taufiq menjawab pertanyaan tersebut dengan menegaskan bahwa kerja sama biasanya diawali dengan penyampaian konsep yang dimiliki mengenai upaya menjaga lingkungan sehari-hari. Setelah konsep itu jelas, perusahaan kemudian memberikan bantuan untuk mendukung program tersebut. Timbal balik yang ia berikan berupa data dan laporan terkait kegiatan serta luasan wilayah peninjauan. Data ini menurutnya sangat penting karena bukan hanya sebagai bukti pertanggungjawaban dari pihaknya, tetapi juga sebagai dokumentasi resmi bagi perusahaan bahwa bantuan yang diberikan benar-benar bermanfaat dan sesuai tujuan. Dengan demikian, transparansi dan akuntabilitas dapat terjaga.


Pertanyaan selanjutnya yang diajukan yakni mengenai bagaimana sistem kerja sama Dr. Taufiq dengan pihak lain. Mengenai pertanyaan tersebut, Dr. Taufiq menjelaskan bahwa pada awalnya pihaknya tidak langsung bekerja sama dengan pihak manapun. Fokus pertama adalah membangun konsep yang baik mengenai pencegahan kerusakan lingkungan dan menjaga keberlanjutan jangka panjang. Setelah konsep ini berjalan dan terlihat hasilnya, barulah perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta mulai berdatangan untuk menawarkan bantuan. Bahkan, banyak di antara mereka yang justru bertanya mengenai apa yang dibutuhkan oleh Dr. Taufiq dan warganya. Hal ini dinilai positif karena menunjukkan adanya kepedulian nyata dari dunia usaha. Namun, ia menegaskan bahwa kerja sama tetap harus disesuaikan dengan kapasitas yang ada dan  berlandaskan keselarasan visi dalam menjaga kelestarian lingkungan, bukan semata-mata untuk keuntungan.


Kegiatan ini menunjukkan bahwa inisiatif Ketua RT bersama warga dapat menjadi contoh nyata bagaimana isu lingkungan global bisa direspons dari tingkat lokal. Program-program seperti sumur resapan, komposter, hingga penerapan energi surya terbukti mampu memberikan dampak langsung bagi masyarakat sekaligus menjadi sarana edukasi lingkungan yang hidup. Pendekatan berbasis komunitas ini layak untuk ditiru karena menekankan pada gotong royong dan kesadaran kolektif. Dapat dilihat bahwa langkah-langkah yang sudah dilakukan tersebut dapat menjadi inspirasi untuk diadopsi oleh UPH. Beberapa program lingkungan yang berjalan di RT 008 bisa dikembangkan sebagai model pembelajaran atau bahkan menjadi mitra kolaborasi jika suatu saat dibutuhkan. Dengan begitu, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk belajar langsung dari praktik di lapangan, bukan hanya dari teori saja. Sebagai mahasiswa hukum, kami melihat gerakan ini sejalan dengan mandat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang menegaskan hak masyarakat untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dari sudut pandang lembaga pers mahasiswa, inisiatif ini penting untuk terus disuarakan agar tidak berhenti pada satu wilayah saja, tetapi dapat menginspirasi masyarakat luas. Dengan kolaborasi dan perhatian bersama, program seperti ini bisa berkembang menjadi gerakan yang lebih luas dan berkelanjutan dalam menghadapi krisis planet.


 
 
 

Comments


Post: Blog2 Post
bottom of page