top of page
Writer's picturePanah Kirana

DARE Debat Internal 2018


PANAH KIRANA  – Pada hari Jumat, 5 Oktober 2018, UKM DARE mengadakan Debat Internal yang dilaksanakan di gedung D401 dan D402, lalu dilanjutkan dengan finalnya di D503. Debat Internal ini mengundang juri dari dosen Fakultas Hukum yaitu: Satrya Pangadaran, Rizky Karo Karo, dan Yosef Rahardian, serta mengundang beberapa alumni FH UPH sebagai juri final yaitu: Libby Angelia, Joshua Satyagraha, Timothy J. Inkiriwang, Chandra Nataadmadja, dan Mochamad Dzaki. Debat ini juga dihadiri oleh Ridwan Khoerudin selaku ketua DARE dan Natasya Gabriella selaku ketua divisi riset, serta anggota DARE lainnya.

Debat ini dimulai pada pukul 16.00 di gedung D401 yang dipimpin oleh Samuel Silo sebagai moderator. Adapun mosi yang dibawakan yaitu mengenai “Pemeriksaan kasus korupsi Polisi oleh KPK”. Pembicara awal dilakukan oleh tim pro dengan nama tim Hans Kelsen, yang menyatakan bahwa KPK berhak memeriksa Polisi, karena Polisi juga seringkali melakukan korupsi. Lalu dilanjutkan dengan pembicara pertama oleh tim kontra dengan nama tim Socrates, yang menjelaskan bahwa KPK merupakan lembaga Ad Hoc, dan juga bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, dengan sebuah usulan agar BPK lah yang melakukan tindakan pemeriksaan lalu dilanjutkan ke KPK. Debat ini berlangsung hingga ketiga pembicara dari setiap tim mendapat kesempatan bicara, lalu diakhiri dengan closing statement oleh setiap tim. Debat ini dimenangkan oleh tim kontra (Socrates) yang menandakan tim mereka akan melanjutkan ke babak final melawan tim Immanuel Kant pada pukul 19.00. Satrya Pangadaran sebagai juri berpendapat bahwa berdebat itu bukan hanya pembicaraan satu arah tetapi memiliki argumentasi dan sanggahan yang luas, dan juga masih ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki diantara kedua tim.

Pada babak final yang mempertemukan tim Socrates (Pro) dan Immanuel Kant (Kontra) ini membawakan mosi “Hak memilih TNI dan POLRI dalam politik dan pemilu”. Pembukaan perdebatan dimulai oleh tim Socrates sebagai tim pro, yang menyatakan bahwa TNI dan POLRI memiliki kedudukan yang sama dengan masyarakat, serta setiap orang bebas ikut serta dalam pemilihan karena merupakan salah satu hak dasar yang dilindungi negara. Lalu dilanjutkan oleh tim Immanuel Kant sebagai tim kontra yang menolak hak TNI dan POLRI dalam politik dan pemilihan, alasannya adalah berdasarkan pengalaman dari masa orde baru dan mengingat akan bahaya terhadap kericuhan bersenjata yang mungkin terjadi. Sama dengan babak sebelumnya debat diakhiri oleh closing statement antar kedua tim. Debat ini dimenangkan oleh tim kontra (Immanuel Kant) sebagai juara pertama dan tim pro berakhir dengan kekalahan pada posisi kedua. Ada pula nominasi pembicara terbaik dimenangkan oleh Batara Dewa yang merupakan anggota dari tim Immanuel Kant. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian medali kepada tiap peserta dan penghargaan kepada para juri undangan.

Setelah kegiatan selesai, Ridwan Khoerudin selaku ketua DARE mengatakan bahwa ia bersyukur karena acara berjalan dengan lancar dan rapi, ia juga berpesan pentingnya work ethic dan attitude yang baik bagi anak-anak, serta teruslah tunjukkan kualitas manusia yang mau belajar. Salah satu juri yang bernama Timothy J. Inkiriwang mengatakan kekagumannya terhadap para peserta, bahwa mereka adalah bibit-bibit unggul dan sebagai alumni ia merasa bangga melihat perkembangan ini. Ia juga berpesan kepada anggota DARE untuk selalu “Keep doing a good work”.

1 view0 comments

Comments


Post: Blog2 Post
bottom of page