sumber gambar: google.com
PANAH KIRANA – Sosok Raden Mas Tirtohadisoerjo merupakan salah satu pahlawan yang memberikan dampak luar biasa bagi bangsa Indonesia. Beliaulah yang mempelopori kebebasan pers di Indonesia. R.M Tirtohadisoerjo, sebelumnya dikenal dengan nama R.M Djokomono, dilahirkan di Blora, Hindia Belanda, pada tahun 1880 dan meninggal pada tahun 1918.
Kisah Perjalanan kehidupan Tirto dipenuhi dengan berliku-liku pemberontakkan untuk mendapatkan suara kebebasan demi melakukan pergerakan nasional, agar masyarakat dapat bangkit dan berdiri menetapkan suara demokrasi di Indonesia. Diawali dengan jiwa yang terinspirasi dengan kebebasan berbicara para pembesar pemerintah, ia berpendapat bahwa yang bebas untuk membuka suara tidak hanya para pemimpin, tetapi kaum warga Negara Indonesia juga berhak.
Pers Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh Kolonial Belanda dengan surat-surat kabar yang tentu saja berbahasa Belanda. Tirto, yang merupakan seorang mantan murid Stovia, bekerja sebagai redaktur harian Bintang Betawi (berita betawi), yang kemudian menjadi pemimpin usaha Medan Prijajim, surat kabar berbahasa Melayu yang berkantor di Bandung. Tirto merupakan sang pemula yang paham dan secara sadar menggunakan bahasa Melayu sebagai “alat politis” untuk mengampanyekan suatu politisi. Medan Prijaji dikenal sebagai media untuk membela kaum Indonesia. Sosok R.M Tirto, menggunakan tulisan sebagai pergerakan nasional yang menyusun bacaan-bacaan fiksi dan non-fiksi yang mendorong beberapa tokoh pergerakan seperti Soewardi Soerjaningrat, Tjipto Mangoenkoesoemo, Semaoen, Darsono, dan lainnya untuk menghasilkan bacaan-bacaan populer yang ditujukan untuk mendidik dan membangun rakyat miskin. Bacaan-bacaan yang dihasilkan adalah sebagai dorongan untuk membangun semangat bangsa dan memberikan wawasan ilmu pengetahuan secara luas.
Kematiannya yang membekas dan menjadi kesunyian bagi bangsa Indonesia pada tanggal 7 December 1918. Pada tahun 1973, Pemerintah menetapkannya sebagai Bapak Pers Nasional. Jasanya sebagai seorang wartawan, dan perjuangannya sebagai tokoh kebangkitan nasional Indonesia sangatlah luar biasa, sehingga ia diberikan gelar Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan Bintang Maha Putra Adipradana.
Commenti