top of page
Cynthia Yurensia, Talia Kalista, Steven Darylta, Faiz Syah Destu

Penyelenggaraan Balap Mobil Listrik di Jakarta


Keberlanjutan lingkungan hidup yang hijau merupakan salah satu faktor pendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi salah satu fokus pemerintah DKI Jakarta pada saat ini yang dimana memiliki tujuan yang sama dengan balap mobil listrik, Formula E. Formula E Jakarta sudah direncanakan sejak Maret 2019 ketika Gubernur Jakarta, Anies Baswedan mengadakan pertemuan dengan petinggi ABB FIA Formula E. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membuat perencanaan mengenai kemungkinan terselenggaranya Formula E di Jakarta.


Tiga bulan setelah pertemuan tersebut, Anies Baswedan berangkat ke New York, Amerika Serikat untuk melihat secara langsung pergelaran Formula E. Dalam lomba tersebut, Anies juga sempat berbincang-bincang dengan petinggi balap listrik tersebut untuk membahas hal-hal teknis sirkuit. Pemprov DKI telah menyediakan 5 rute alternatif dimana pihak Formula E pun sudah datang untuk melakukan survei ke-5 lokasi tersebut dan memilih 2 lokasi terbaik pada 8 Juli 2019. Kedua rute tersebut adalah Silang Monas Tenggara (belakang Stasiun Gambir) - Jalan MI Ridwan Rais - berputar di Tugu Tani - kembali ke Jalan MI Ridwan Rais - Jalan Medan Merdeka Selatan - putar balik di depan Wisma Antara - kembali ke Jalan Medan Merdeka Selatan - Silang Monas Tenggara dan rute kedua adalah Silang Monas Selatan (sebagai pitstop) - Jalan Medan Merdeka Selatan - belakang Stasiun Gambir - Jalan MI Ridwan Rais - belok kanan ke Jalan Medan Merdeka Selatan - Bundaran Air Mancur - Silang Monas Selatan. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan keputusan final terkait rute Formula E berada di tangan Lembaga yang menaungi balap Formula E atau disebut FIA.


Adapun beberapa masalah yang timbul setelah proposal pengajuan lokasi sirkuit yang diajukan oleh Pemprov DKI kepada pemerintah pusat. Pertama, jalan di sekitar Monas memiliki lalu lintas yang cukup padat sedangkan pembangunan sirkuit membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 2 bulan yang akan menutup beberapa jalan di sekitar Monas. Hal tersebut akan berdampak kepada perekonomian pada kawasan tersebut. Kedua, getaran yang dihasilkan oleh mobil balap listrik yang dikhawatirkan akan merusak bangunan Monas sebagai ikon budaya Jakarta.


Pada Januari 2021, Pemprov DKI akhirnya menetapkan kawasan Ancol sebagai sirkuit balap Formula E dimana nantinya sirkuit akan dibangun diatas tanah yang sebelumnya merupakan rawa-rawa dan memiliki panjang 2,4 kilometer dengan 18 tikungan.


Penyelenggaraan Formula E menuai banyak pro dan kontra dari berbagai sudut pandang, salah satunya adalah besarnya commitment fee yang menggunakan 100% dana APBD. Besarnya anggaran yang dikeluarkan tersebut dikhawatirkan tidak sesuai dengan keuntungan yang didatangkan. Anies menyebutkan gelaran ini akan membawa keuntungan finansial sebesar 1,2 triliun rupiah yang merupakan hasil dari perhitungan jumlah pendapatan itu diperoleh dari jumlah wisatawan dan akan berdampak pada peningkatan sektor ekonomi seperti industri konsumsi, transportasi, wisata, dan akomodasi.


Tidak hanya itu, menjadi tuan rumah perlombaan internasional juga tentunya membuka peluang bagi banyak kendala yang kerap menghambat persiapan acara. Masalah utamanya adalah pandemi COVID-19 yang mengakibatkan penyelenggaraan Formula E diundur selama 2 tahun. Sejak tahun 2019-2020, tercatat bahwa Pemprov DKI Jakarta sudah mengeluarkan anggaran Rp 983,31 miliar untuk Formula E dengan anggaran paling besar dialokasikan kepada commitment fee kepada pihak Formula E yang tidak bisa ditarik kembali. Dengan demikian, Formula E harus tanpa syarat digelar di Jakarta meskipun terus-menerus diundur karena pandemi sejak 2020. Hal ini sempat menimbulkan ketidakpastian yang kerap menghambat perencanaan dan pembangunan sirkuit.


Anggaran yang dialokasikan untuk Formula E juga sempat dipertanyakan oleh beberapa pihak, mulai dari BPK hingga KPK yang akhirnya harus turun tangan. Berakar dari laporan keuangan yang kurang spesifik kepada BPK, muncul berbagai laporan dari masyarakat mengenai dugaan korupsi senilai Rp 1,3 triliun yang kemungkinan sedang terjadi di tengah persiapan acara. KPK pun akhirnya harus melakukan investigasi terhadap anggaran yang dialokasikan yang akhirnya menimbulkan keraguan dan persepsi yang buruk dari masyarakat terhadap Formula E .


Penyelenggaraan acara di Monas ditolak oleh Kementerian Sekretariat Negara dengan alasan aspal dikhawatirkan akan merusak batu-batu alam yang ada di kawasan Monas. Dinilai sebagai dinamis dan ikonik, Ancol pun akhirnya menjadi pilihan final lokasi Formula E . Walaupun begitu, hal ini membuat berbagai pihak meragukan tingkat kesiapan dari Pemprov Jakarta untuk menggelar acara ini, sebab pemindahan venue bukan hanya memakan waktu, melainkan juga memakan biaya yang seharusnya sudah dikalkulasikan dari awal. Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, adalah salah satu dari mereka yang sempat mengatakan bahwa penyelenggaraan Formula E tidak memiliki perencanaan yang matang.


Terlepas dari kontroversi yang ada, pelaksanaan Formula E pada 4 Juni 2022 di Ancol, Jakarta cukup menuai antusias masyarakat, terlebih pada para pecinta otomotif. Jakarta E-prix 2022, diikuti 11 tim dengan 22 pembalap yang berkompetisi menjadi yang terbaik. Tim-tim peserta Formula E berasal dari berbagai negara, diantaranya adalah Jerman, Inggris, Perancis, Monako, Amerika Serikat, India hingga Tiongkok.


Formula E berjalan dengan lancar dan hal ini dipaparkan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo, di lokasi digelarnya ajang ini. "Ya semuanya berjalan dengan lancar dan baik. Saya kira ini event masa depan karena kita tahu nanti akan ada pergeseran dari mobil yang sekarang ke banyak nanti pemakai mobil listrik," jelasnya. "Sehingga ini menjadi sebuah tontonan yang saya kira menjadi akan semakin digemari. Dan ini juga bagus untuk negara kita karena ke depan kita ingin membangun ekosistem baterai listrik dari awal. Nikel, smelter, industri lithium baterai kemudian mobil listriknya," tambah Jokowi.


Tidak hanya dari pihak internal negara saja yang memberikan tanggapan positif pada penyelenggaraan Formula E ini, melainkan dari para pembalap yang ikut ambil bagian dalam acara ini pun memberikan suara. Tanggapan pertama datang dari Nyck de Vries, pembalap dari tim Mercedes-EQ asal Belanda, yang memberikan komentar terkhusus pada tata letak trek balapan yang sangat strategis, menarik dan mengalir tanpa perlu melewati trek yang sempit. Hal yang sama pun diungkapkan oleh Stoffel Vandoorne dan Oliver Rowland, kedua pembalap asal Belgia dan Inggris, yang mereka memaparkan bahwa trek dirancang cukup adil, sehingga tak ada pembalap yang diuntungkan maupun dirugikan pada saat balapan.


Dilihat dari dampak ekonomi perhelatan Formula E Jakarta 2022, dapat dinilai akan berdampak positif bagi pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19. Manfaat ajang mobil listrik dianggap bisa dinikmati tidak hanya oleh penyelenggara, tetapi juga masyarakat umum.


Walaupun beberapa ekonom percaya bahwa keuntungan langsung dari acara Formula E Jakarta tentu tidak akan menguntungkan, jika melihat gambaran yang lebih besar dan dampak ekonomi yang lebih luas, diyakini bahwa acara Formula E akan menguntungkan perekonomian Indonesia. Acara ini diyakini dapat membawa lebih banyak produk Indonesia dan Indonesia ke pasar internasional. Pasalnya, dengan adanya International Formula E, Jakarta E-Prix, ibu kota dipastikan akan menjadi sorotan dunia. Jakarta akan menjadi tuan rumah acara yang membanggakan yang menyaingi kota-kota global lainnya di seluruh dunia.


Selain itu, terselenggaranya kompetisi kendaraan listrik ini juga diharapkan dapat mendukung rencana transportasi langit biru Jakarta yang digalakkan oleh pemerintah daerah melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (BEV). Hal ini tentunya akan menjadi pendorong penting sebagai sarana penanggulangan pencemaran udara di daerah perkotaan.


Kedepannya, ajang Formula E ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada ekonomi masyarakat dan membangun reputasi bagi Indonesia di kancah Internasional, Mengingat sebagian besar penggemar Formula E adalah generasi milenial, diperkirakan panasnya Formula E ke depan akan semakin tinggi, yang sejalan dengan tren global kendaraan listrik. Namun, pada kenyataannya Jakarta masih jauh dari ideal. Dengan perkiraan 70% konsumsi BBM berasal dari kendaraan bermotor, upaya mendorong kendaraan listrik menjadi solusi jitu untuk meningkatkan kualitas udara di lingkungan Jakarta dan Indonesia.


67 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2 Post
bottom of page