Pada hari Jumat (16/8/2019) lalu, Asrama Mahasiswa Surabaya di Jl.Kalasan No. 10 didatangi oleh Polisi, Satpol PP, anggota TNI, beserta sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) sekitar pukul 15:20 WIB. Adapula maksud dari kedatangan merekatersebutialah mengenai dugaan kasus pembuangan bendera merah putih di selokan oleh penghuni asrama Papua tersebut.
Berdasarkan video yang tengah beredar di masyarakat, dapat dilihat dengan jelas bahwa aparat kepolisian yang mengamankan mahasiswa tersebut berpakaian lengkap dengan membawa kendaraan taktis, bahkan dengan membawa anjing penjaga. Tidak hanya itu, oknum TNI serta ormasyang mengepung asrama tersebut bahkan mengeluarkan kata-kata rasis yang ditujukan kepada penghuni asrama Papua. Lebih parahnya lagi, massa juga menyanyikan yel-yel usir Mahasiswa Papua.
Peristiwa tersebut diyakini merupakan pemicu kerusuhan di Manokwari dan disusul oleh daerah lain di Papua dan Papua Barat. Kerusuhan yang terjadi ini berakibat pada pembakaran gedung DPRD, serta merusak sejumlah fasilitas dan membuat lalu-lintas menjadi terhambat.
Kerusuhan yang terjadi di Papua tersebut menitik beratkan pada kata-kata rasis yang dilontarkan sejumlah oknum kepada Mahasiswa Papua di Surabaya. Masyarakat Papua marah dan kecewa atas perlakuan yang tidak selayaknya itu terhadap perbedaan ras.
Mendengar berita ini, kita sebagai bangsa Indonesia tentunya sangat sedih. Sebuah Negara besar yang didalamnya terdapat berbagai macam perbedaan mulai dari suku, agama, etnis, hingga ras tidak akan dapat bertahan jika tidak dibarengi oleh sikap persatuan dan toleransi antar masyarakat.
Persatuan adalah modal besar bagi bangsa ini jika ingin terus maju dan menjadi bangsa yang kuat. Bagaimana bisa kita sebagai satu saudara sebangsa setanah air dapat melakukan hal kejam seperti itu terhadap sesama kita. Papua sendiri merupakan layaknya surga dunia karena memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah, tetapi padakenyataanya kekayaan alam tersebut bahkan tidak dinikmati oleh mereka. Kekayaan alam tersebut layaknya sapi perah yang dieksploitasi untuk kekayaan beberapa orang saja.
Miris sekali bagi masyarakat Indonesia untuk mendengar berita yang menyedihkan ini pada saat-saat hari kemerdekaan Indonesia yang ke 74. Seiring bertambahnya usia, malah kedewasaan negara ini dalam menghadapi permasalahan yang ada menjadi semakin dipertanyakan.
Apakah kita tidak dapat mengingat bagaimana perjuangan para pahlawan mengusir penjajah dengan semangat persatuan agar bangsa ini dapat merdeka? Kedewasaan dalam menjaga kerukunan sangat penting dalam membangun negara ini, dari Sabang hingga Merauke adalah satu kesatuan Negara Republik Indonesia yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Begitu pula dengan masyarakat Papua yang juga merupakan bagian dari kita sebagai bangsa Indonesia. (RZ)
Comments